Cobalah simak beberapa pertanyaan seputar tentang taubat….berikut ini :
“Saya melakukan sebuah dosa besar,saya telah bertaubat,tetapi saya mengulangi lagi perbuatan dosa tsb, ….apakah jika saya bertaubat,taubat saya akan diterima oleh Allah?”
“Saya melakukan sebuah dosa besar,saya telah bertaubat,tetapi saya mengulangi lagi perbuatan dosa tsb, ….apakah jika saya bertaubat,taubat saya akan diterima oleh Allah?”
“Saya
termasuk orang yang rajin beribadah,sholat tidak pernah saya tinggalkan,tetapi
ketika saya bertemu dengan pacar saya, saya bisa melakukan zina. Saya
bertaubat,tetapi saya juga selalu mengulangi perbuatan dosa tsb.”
“Saya adalah seorang murid yang pernah melakukan dosa besar,saya bertaubat secara lisan,hati dan perbuatan di depan Guru Ngaji saya di hadapan Allah bersumpah meninggalkan dosa yang pernah saya lakukan dan mengganti dengan amal ibadah yang banyak. Namun beberapa tahun kemudian saya melakukan kembali dosa yang sama….apakah saya masih akan diampuni Allah?
Dari ketiga cuplikan di atas
mencerminkan bahwa betapa Taubat yang diartikan banyak orang adalah bukan
Taubat Nashuha. Melainkan tobat Cabe. ( udah tau pedas masih dimakan juga, udah
tau salah masih diulang juga). Ditinggalkan tapi di kemudian hari diulangi
lagi,bahkan lebih parah lagi tuh dosa. Karena apa, pertama kali orang melakukan
dosa karena tidak memahami akan dosa tsb, Allah masih memberikan adzab yang
setimbal dengan dosanya. Akan tetapi ketika seseorang tahu itu sebuah
dosa,tetapi dilakukan juga,
adzab yang diberikan Allah lebih besar daripada ketika seseorang tidak memahami bahwa hal itu merupakan dosa.
adzab yang diberikan Allah lebih besar daripada ketika seseorang tidak memahami bahwa hal itu merupakan dosa.
Perintah dari Allah supaya kita
bertaubat dijumpai dalam banyak ayat Al-Quran. Namun taubat yang dimaksudkan adalah
taubat yang sebenar-benarnya, yang disebut Taubat Nashuha. Yaitu
tidak kembali kepada kesalahan yang sebelumnya diperbuat dan mengganti dengan
amal ibadah yang banyak.Setiap taubat yang sungguh-sungguh dari dosa sebesar
apapun, akan dibukakan pintu ampunan oleh Allah, bahkan Al-Quran menggambarkan
kebahagiaan Allah itu seperti seorang gembala yang kehilangan peliharaannya,
kemudian menemukannya kembali. Sebegitu senangnya Allah menerima kembalinya
kita pada-Nya karena Allah memiliki sifat Ghofurur Rohim,Maha Pengampun.
Taubat seseorang itu bisa dilihat
dari beberapa hal:
1. Mengendalikan lisan dari ucapan yang tidak berguna
2. Jauh dari rasa iri,dengki dan sikap permusuhan
3. Menghindari lingkungan/teman yang buruk
4. Taat pada perintah Allah dan menjauhi laranganNya
1. Mengendalikan lisan dari ucapan yang tidak berguna
2. Jauh dari rasa iri,dengki dan sikap permusuhan
3. Menghindari lingkungan/teman yang buruk
4. Taat pada perintah Allah dan menjauhi laranganNya
Tanda apa yang bisa diketahui bahwa
taubat seseorang diterima?
1. Berkumpul dengan orang yang sholeh dan tidak bergaul dengan teman buruk.
1. Berkumpul dengan orang yang sholeh dan tidak bergaul dengan teman buruk.
(Sebenarnya yang namanya teman
hendaknya selalu mengajak kepada kebaikan,
jika ada teman yang mengajak pada kedzaliman berarti ia bukanlah teman tetapi
musuh dalam selimut. Karena senang jika kita dalam keburukan)
2. Senantiasa menjauhi perbuatan dzalim dan rajin beribadah
3. Tidak terpancang hanya pada kepentingan dunia, sebaliknya selalu ingat akan adanya
Akherat sehingga apa yang dilakukan di dunia adalah persiapan untuk hari akhir.
4. Tawakal atas rezeki yang diberikan Allah setelah berikhtiar
jika ada teman yang mengajak pada kedzaliman berarti ia bukanlah teman tetapi
musuh dalam selimut. Karena senang jika kita dalam keburukan)
2. Senantiasa menjauhi perbuatan dzalim dan rajin beribadah
3. Tidak terpancang hanya pada kepentingan dunia, sebaliknya selalu ingat akan adanya
Akherat sehingga apa yang dilakukan di dunia adalah persiapan untuk hari akhir.
4. Tawakal atas rezeki yang diberikan Allah setelah berikhtiar
Tingkatan Taubat menurut Imam
Ghazali adalah sbb:
Pertama:
Pertama:
Bertaubatnya seseorang dan
istiqomahnya ia di jalan Allah hingga akhir hayatnya.Sehingga ia disebut
As-Sabiq Bil Khairat yang artinya mampu merubah perilaku buruk dengan kebaikan.
inilah taubat yang sebenarnya/Taubat Nashuha yang insyaAllah akan mendapat
ridho Allah dalam kehidupannya baik di dunia maupun di akherat.
Kedua:
Orang yang bertaubat dari dosa
besar,tetapi dalam perjalanan taubatnya selalu mendapat ujian hingga tidak
sengaja ia terjatuh dalam dosa,tetapi hatinya senantiasa sedih dan menyesal
sehingga ia berusaha memperbarui tindakannya dengan memperbaiki niatnya.
Ketiga:
Orang yang bertaubat untuk beberapa
lama tapi kemudian hawa nafsu mengalahkannya sehingga ia berbuat dosa lagi.
Namun demikian ia masih mau melakukan amal shaleh,ia masih meminta pertolongan
Allah agar mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Keempat:
Orang yang bertaubat hanya sebentar
saja, tapi kemudian berbuat dosa lagi tanpa dibarengi penyesalan
sedikitpun,bagaikan orang lalai bahwa ia telah bertaubat.Pada tingkatan ini
ditakutkan orang bisa meninggal dalam keadaan su’ul khatimah.Yaitu ajal
menjemputnya saat ia melakukan dosa, bukan saat ia bertaubat.Naudzubillah.
Semoga dengan tahunya kita semua
akan taubat,membuat kita benar-benar bertaubat meninggalkan dosa besar,terus
bertaubat dari dosa-dosa kecil,senantiasa memperbarui niat dan melakukan lebih
banyak amal shaleh.
Ya Ghofur Ya Bashir..
Engkau Maha Melihat segala perbuatan kami yang tampak dan tersembunyi
Engkau juga mengetahui segala dosa dan taubat yang kami lakukan
Kepada siapa lagi kami memohon ampun jika bukan Engkau yang Mengampuni kami?
Mudahkanlah jalan taubat kami Ya Allah,Ya Fatah..Ya Rozak.. ya Latif.. Ya Allah…
Aamiinn…..
Engkau Maha Melihat segala perbuatan kami yang tampak dan tersembunyi
Engkau juga mengetahui segala dosa dan taubat yang kami lakukan
Kepada siapa lagi kami memohon ampun jika bukan Engkau yang Mengampuni kami?
Mudahkanlah jalan taubat kami Ya Allah,Ya Fatah..Ya Rozak.. ya Latif.. Ya Allah…
Aamiinn…..
Apakah Allah menyediakan pilihan
bagi orang yang terlanjur menerima azab akibat kesalahannya tetapi dia ingin
keluar dari azab tsb? Taubatan Nashuha..inilah jawabannya.Meninggalkan
kesalahan yang lalu dan tidak mengulanginya.
“Barangsiapa yang mendapat
peringatan dari Tuhannya,dan dia menghentikan perbuatan buruknya,maka yang lalu
biarlah berlalu,dan urusannya menjadi urusan Allah.Tapi barangsiapa yang
kembali melakukan perbuatan buruknya,maka mereka itulah penghuni neraka,kekal
di dalamnya.” (Al-Baqarah 275)
Birahmatika ya Arhamar
Rohimin,Biqudrotika ya Ghofururohim…
Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang,dengan ketentuanMu wahai zat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang,dengan ketentuanMu wahai zat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Begitu sayangnya Allah pada
hambaNya yang mau bertaubat,sehingga Allah mau mengangkat urusan kita yang
berbuat dosa menjadi urusan Allah.Bahkan Allah menjanjikan akan mengganti
segala keburukan kita dengan kebaikan.. dan janji Allah tidak pernah meleset
sedikitpun.Allah menggantikan syirik dengan keimanan,zina dengan
pengampunan,kemaksiatan dengan ketaatan.Inilah keadaan orang yang benar-benar
kembali ke jalan Allah dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala kebajikan
untuk perbuatan bagusnya.Janganlah sekali-kali merendahkan orang yang
bertaubat,dan menganggap dia tidak bersih,karena Allah sendiri telah menjamin
dalam firmanNya.
Apa ciri-ciri bahwa taubat seorang
diterima oleh Allah?
1. dirinya jauh dan terhindar dari maksiat
2. ia merasakan hatinya selalu bergembira dan rasanya Allah begitu dekat dengannya
3. dekat dengan orang-orang yang sholeh dan jauh dari ahli maksiat
4. ia merasa puas mendapatkan segi dunia meski sedikit, sebaliknya ia merasa kurang
walaupun dia telah melakukan banyak amalan akhirat.
5. ia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang diwajibkan Allah
6. ia menjaga lisannya,selalu tafakur,dan selalu menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
[Imam Ghazali]
1. dirinya jauh dan terhindar dari maksiat
2. ia merasakan hatinya selalu bergembira dan rasanya Allah begitu dekat dengannya
3. dekat dengan orang-orang yang sholeh dan jauh dari ahli maksiat
4. ia merasa puas mendapatkan segi dunia meski sedikit, sebaliknya ia merasa kurang
walaupun dia telah melakukan banyak amalan akhirat.
5. ia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang diwajibkan Allah
6. ia menjaga lisannya,selalu tafakur,dan selalu menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
[Imam Ghazali]
http://bening1.wordpress.com/2009/04/06/324/